portalindonesia6 - Tag
#china
,
#Etnic
,
#Jokowi
,
#Nasional
,
#Neokolonial
Menteri BUMN Rini Soemarno diingatkan untuk tidak begitu saja menerima
pinjaman dari BUMN China sebesar 50 miliar dolar AS atau setara Rp 650
triliun untuk perusahaan negara.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS Refrizal mengungakapkan, jangan sampai ada maksud terselubung dari China yang tidak terantisipasi dari rencana penggelontoran dana super jumbo tersebut.
"Jangan sampai dia yang minjemin uang tapi kemudian proyeknya dikerjain oleh dia sendiri. Itu sama aja bohong, sama saja kita dibodoh-bodohi China," jelas Refrizal Minggu malam (28/6).
Kalau sampai terjadi demikian, China bisa meraup untung dua kali. Yaitu dari bunga pinjaman dan dari proyek yang dikerjakan. Sedangkan Indonesia harus menanggung dua beban, yaitu bunga atas utang dan tak mendapat nilai tambah dari pengerjaan proyek.
Karena itu, dia meminta Menteri Rini bisa menjelaskan secara terang benderang rencana peminjaman itu. "Saya tidak anti terhadap utang luar negeri. Tapi, kita harus hati-hati. Jangan sampai udang ngutang, kita juga dibodoh-bodohi," tandasnya mewanti-wanti.
Menteri Rini Soemarmo sebelumnya mengatakan bahwa perbankan China siap memberi pinjaman sebesar 50 miliar dolar Amerika Serika atau sekitar Rp 650 triliun kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan menggarap proyek tersebut. Adapun pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan pelabuhan, bandara, hingga kereta cepat, serta kelistrikan.
Menteri Rini sendiri ikut dan menyaksikan penandatangan pinjaman tersebut.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS Refrizal mengungakapkan, jangan sampai ada maksud terselubung dari China yang tidak terantisipasi dari rencana penggelontoran dana super jumbo tersebut.
"Jangan sampai dia yang minjemin uang tapi kemudian proyeknya dikerjain oleh dia sendiri. Itu sama aja bohong, sama saja kita dibodoh-bodohi China," jelas Refrizal Minggu malam (28/6).
Kalau sampai terjadi demikian, China bisa meraup untung dua kali. Yaitu dari bunga pinjaman dan dari proyek yang dikerjakan. Sedangkan Indonesia harus menanggung dua beban, yaitu bunga atas utang dan tak mendapat nilai tambah dari pengerjaan proyek.
Karena itu, dia meminta Menteri Rini bisa menjelaskan secara terang benderang rencana peminjaman itu. "Saya tidak anti terhadap utang luar negeri. Tapi, kita harus hati-hati. Jangan sampai udang ngutang, kita juga dibodoh-bodohi," tandasnya mewanti-wanti.
Menteri Rini Soemarmo sebelumnya mengatakan bahwa perbankan China siap memberi pinjaman sebesar 50 miliar dolar Amerika Serika atau sekitar Rp 650 triliun kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan menggarap proyek tersebut. Adapun pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan pelabuhan, bandara, hingga kereta cepat, serta kelistrikan.
Menteri Rini sendiri ikut dan menyaksikan penandatangan pinjaman tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar